TEORI BELAJAR MULTIPLE
INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SD
Untuk
memenuhi tugas teori belajar dan pembelajaran
Yang
dibina oleh Muji S.Pd
Disusun
Oleh:
1) Rezki
Amaliyya (130611100076)
2) Dwi
Yuni.R (130611100079)
3) Hanida
Rusmi.S (130611100085)
4) Genduk
Yuliana (130611100088)
5) Ria
Puspita Rani (130611100093)
6) Novilia
Metananda (130611100094)
PROGRAM
STUDI PGSD
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2013
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulilllah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Teori
belajar Multiple Intelligences dan Implikasinya dalam Pembelajaran di SD “,
dengan baik.
Penyusunan
ini merupakan salah satu hasil dari kerja keras kami.Dan tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat bapak Muji M.Pd. Sebagai dosen
pengajar mata kuliah Ips yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dari
persiapan hingga terselesainya makalah dan kepada teman – teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih jauh dari sempurna karena masih
banyak kekurangan baik dalam penulisan dan pengusunannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bangkalan, 9 September2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang1
1.2
Rumusan Masalah1
1.3
Tujuan Rumusan Masalah1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Teri Belajar Multiple Intelligence2
2.2
Sembilan
Kecerdasan Ganda(Multiple Intelligence)Gardner3
2.3
Strategi
Pembelajaran Multiple Intelligence8
2.4
Implikasi
Teori Dalam Pembelajaran di SD10
2.5Peran
Guru/Pendidik Menurut Teri Multiple Intelligence11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan13
3.2
Saran13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada dasarnya tidak ada anak yang
bodoh. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan sesempurna mungkin, hanya saja
mungkin cara seseorang untuk dapat menerima suatu pelajaran yang berbeda.
Sebagian guru
banyak yang mengeluh tentang kemampuan dan kelakuan siswa.Keluhan guru terhadap
anak cenderung meletakkan kesalahannya kepada anak.Tugas seorang guru itu
sangat berat, karena guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan namun juga
akhlaq atau perilaku. Apalagi guru sekolah dasar, di mana di situlah seorang
anak dibentuk kepribadiannya.
Di
dalam menjalani profesi tersebut, seorang guru dituntut untuk menerapkan metode
untuk dapat mengenal karakteristik setiap anak dan menyesuaikannya dengan
strategi pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka masalah yang dihadapi yaitu.
a. Apa
pengertian dari teri belajar multiple intelligence?
b. Apa saja
sembilan kecerdasan ganda(multiple intelligence)gardner?
c. Bagaimana
menerapkan strategi pembelajaran multiple intelligence?
d. Apa saja implikasi
teori dalam pembelajaran di sd?
e. Bagaimana
peran guru/pendidik menurut teri multiple intelligence?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
a. untuk
mengetahui pengertian dari teri belajar multiple intelligence,
b. untuk
mengetahui sembilan kecerdasan ganda(multiple
intelligence)gardner,
c. untuk
mengetahui strategi pembelajaran multiple intelligence,
d. untuk
mengetahui apa saja implikasi teori dalam pembelajaran di sd,
e. untuk mengetahui peran guru/pendidik
menurut teri multiple intelligence.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Teri Belajar Multiple Intelligence
Teori
intelegensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang
psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari graduate school of
education, Harvard University, Amerika serikat.Gardner mendefinisikan
Intellegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan
produk dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Berdasarkan pengertian ini,dapat dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan
seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas
dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk
memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Gardner
menekankan dalam kemampuan memecahkan persoalan yang nyata, karena seseorang
mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia dapat menyelesaikan
persoalan hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil
dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan
kompleks, semakin tinggi inteligensinya .
Pengertian
inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya.
Sebelum Gardner, pengukuran IQ seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang
hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistic. Sehingga mungkin
saja dijumpai orang yang nilai tes IQ-nya tinggi tetapi dalam kehidupan
sehari-harinya tidak susses dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut
Gardner, pengukuran inteligensi yang menekankan pada kemampuan matematis-logis
dan linguistic ini telah menafikan kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Penemuan
Gardner tentang inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut
Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis,tetapi bagaimana
seseorang dapat memecahkan problem nyata dalam kehidupan. Inteligensi sesorang
dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda
dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetapmulai sejak
manusia lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah secara signifikan.
Bagi
Gardner, suatu kemampuan disebut inteligensi bila menunjukkan suatu kemahiran
dan keterampilan seseorang untuk memecahkan masalah dan kesulitan yang
ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya, kemahiran tersebut dapat menciptakan
suatu produk baru dan bahkan dapat menciptakan persoalan berikutnya yang dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan baru yang lebih maju dan canggih. Misalnya,
kemampuan interpersonal, suatu kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang
lain. Sekaligus dengan kemampuan tersebut seseorang dapat mengembangkan
kemampuan interpersonal yang lebih terpola untuk meningkatkan relasi dengan
orang lain, bahkan dapat menjadi penengah terhadap konflik-konflik masyarakat.
Dengan perkembangan tersebut, maka akan muncul teori-teori tentang relasi antar
manusia yang lebih canggih. Jadi dalam kemampuan itu ada dua unsur, yaitu
pengetahuan dan keahlian.
2.2
Sembilan
Kecerdasan Ganda(Multiple Intelligence)Gardner
Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap
anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan
yang siap berkembang.Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas
tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar.9
kecerdasan ganda tersebut yaitu.
A. Kecerdasan Lingustik
kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun
tertulis, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya.
Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.Tokoh terkenal
seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.
Suka
menulis kreatif,
2.
Suka
mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon,
3.
Sangat
hafal nama, tempat, tanggal atauhal-hal kecil,
4.
Membaca
di waktu senggang,
5.
Mengeja
kata dengan tepat dan mudah,
6.
Menyukai
pantun lucu dan permainan kata,
7.
Suka
mengisi teka-teki silang,
8.
Menikmati
dengan cara mendengarkan,
9.
Memiliki
kosakata yang luas,
10.
Unggul
dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomunikasi).
B.Kecerdasan Matematis-Logis
kemampuan menggunakan angka dengan
baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan
pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan
abstraksi-abstaraksi Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika), Habibie
(ahli pesawat).Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.
Menghitung
problem aritmetika dengan cepat di luar kepala,
2.
Menikmati
penggunaan bahasa komputer atau program software logika,
3.
Suka
mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? Di
mana ujung langit? Dan sebagainya,
4.
Ahli
dalam permainan permainan strategi, seperti catur, halma, dan sebagainya,
5.
Mampu
menjelaskan masalah secara logis,
6.
Suka
merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu,
7.
Menghabiskan
waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki.
C.Kecerdasan Ruang(spasial)
Kemampuan mengekspresikan dunia
spasial-visual secara akurat,dankemampuan mentransformasikan persepsi dunia
spasial-visual tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu kecerdasan
ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan
antar unsur. Kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau
spasial, dan mengorientasiakn diri secara tepat dalam matrik spasial.Tokoh
terkenal seperti Sidharta(pemahat),PabloPacasso(pelukis).
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1. Memberikan gambaran visual yang
jelas ketika menjelaskan sesuatu,
2. Mudah membaca peta, grafik, dan
diagram,
3. Menggambar sosok orang atau benda
persis aslinya,
4. Senang melihat film, slide,
foto-foto, atau karya seni lainnya,
5. Sangat menikmati kegaiatan visual,
seperti teka-teki jigsaw, maze, atau sejenisnya,
6. Suka melamun dan berfantasi,
7. Membangun konstruksi tiga dimensi,
seperti bangunan lego,
8. Mencoret-coret di atas kertas atau
di buku tugas sekolah,
9. Lebih memahami informasi lewat
gambar daripada kata-kata atau uraian,
10. Menonjol dalam mata pelajaran seni.
D.Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Keahlian menggunakan seluruh tubuh
untuk mengekspresikan ide dan perasaan, ketrampilan menggunakan tangan untuk
menciptakan sesuatu dan kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti:
keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan hal-hal yang berkaitan
dengan sentuhan (tactile dan haptic).Tokoh terkenal
seperti:Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), StevenSeagal(actor).
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1. Banyak bergerak ketika sedang duduk
atau mendengarkan sesuatu,
2. Aktif dalam kegiatan fisik, seperti
berenang, bersepeda, hiking, skateboard,
3. Perlu menyentuh sesuatu yang sedang
dipelajarinya,
4. Menikmati kegiatan melompat, lari,
gulat, atau kegiatan fisik sejenis,
5. Memperlihatkan ketrampilan dalam
bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, memahat,
6. Pandai menirukan gerakan, kebiasaan,
atau perilaku orang lain,
7. Bereaksi secar fisik terhadap
jawaban masalah yang dihadapinya,
8. Meniukmati kegiatan dengan tanah liat,
melukis dengan jari, atau kegiatan kotor lainnya,
9. Suka membongkar berbagai benda
kemudian menyusunnya lagi,
10. Berprestasi dalam mata pelajaran
Olah Raga, Mekanik, dan yang bersifat kompetitif.
E.Kecerdasan Musikal
Kemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal,
membedakan, menggubah, dan mengekspresikannya.Kecerdasan ini juga meliputi
kepekaan terhadap irama, pola nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara
suatu lagu.Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.Adapun ciri-ciri orang yang
memliki kecerdasan ini adalah:
1. Suka memainkan alat musik di rumah
atau di sekolah
2. Mudah mengingat melodi suatu lagu
3. Lebih bisa belajar dengan iringan
musik
4. Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD
lagu-lagu
5. Bernyanyi atau bersenandung untuk
diri sendiri atau orang lain
6. Mudah mengikuti irama musik
7. Mempunyai suara yang bagus untuk
bernyanyi
F.Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan
ini juga meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat, kemampuan
membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan mempengaruhi orang
lain untuk melakukan sesuatu.
Tokoh
terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa(Pejuang kaum
miskin).Adapun ciri-ciri orang yang memiliki
kecerdasan ini adalah.
1. Mempunyai banyak teman di sekolah
maupun di lingkungannya
2. Suka bersosialisasi di sekolah atau
di lingkungan tempat tinggal
3. Berperan sebagai penengah ketika
terjadi pertikaian atau konflik di anatara teman
4. Berempati besar terhadap perasaan
atau penderitaan orang lain
5. Suka dicari sebagai “penasihat” atau
“pemecah masalah” oleh temannya
6. Sangat menikmati pekerjaan orang
lain
7. Berbakat menjadi pemimpin dan
berprestasi dalam mata pelajaran Ilmu Sosial.
G.Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan
bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi
kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan,
berdisplin diri, dan kemampuan menghargai diri. Adapun ciri-ciri orang yang
memiliki kecerdasan ini adalah.
1. Memperlihatkan sikap independen dan
kemauan kuat
2. Bersikap realistis terhadap kekuatan
dan kelemahannya
3. Memberikan reaksi keras terhadap
topik-topik kontroversial dengan dirinya
4. Memiliki rasa percaya diri yang
tinggi
5. Banyak belajar dari kesalahan masa
lalu
6. Berpikir fokus dan terarah pada
pencapaian tujuan
H.Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan
mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar.Kecerdasan ini
juga meliputi kepekaan terhadap fenomena-fenomena alam lainnya, dan kemampuan
membedakan benda-benda tak hidup dengan benda-benda hidup lainnya.Tokoh terkenal
Charles Darwin.Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis ini
adalah.
1.
Suka
dan akrab dengan berbagai hewan peliharaan
2.
Menunjukkan
kepekaan terhadap panorama alam, seperti pemandangan, gunung, awan, pantai, dan
sebagainya
3.
Menyakini
bahwa binatang mempunyai hak sendiri dan perlu dilindungi
4.
Mencatat
berbagai fenomena alam yang melibatkan hewan dan tumbuhan
5.
Suka
membawa pulang serangga, bunga, daun atau benda-benda alam lainnya
6.
Berprestasi
dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
I.Kecerdasan
Eksistensial
Kemampuan menyangkut kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan atau
eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.
2.3
Strategi
Pembelajaran Multiple Intelligence
Strategi
Pembelajaran MI pada hakekatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk
yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang
dituntut oleh sebuah kurikulum.
Amstrong
seorang pakar di bidang Multiple Intelegences mengatakan, bahwa dengan teori
kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran
inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan dia menambahkan tidak ada strategi
pembelajaran yang efektif untuk semua siswa karena setiap individu memiliki
kecenderungan kecerdasan yang berbeda.
Strategi
Pembelajaran MI pada praktinya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri
siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada
standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah.
Ada
dua tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan strategi pembelajaran MI agar
mendapatkan hasil yang optimal, yaitu:
a) Memberdayakan
semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran.
Memberdayakan semua jenis kecerdasan
pada setiap mata pelajaran adalah ibarat meng-input informasi melalui delapan
jalur ke dalam otak memori siswa.
Secara empirik untuk menerapkan strategi pembelajaran MI
dapat dimulai dengan melakukan reposisi pada kurikulum yang ada sekarang, baik
itu kurikulum 1994 yang disempurnakan maupun Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Hal ini dilakukan dengan cara mengubah Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
yang ada menjadi kompetensi yang diharapakan .Dengan demikian, setiap TIK atau
pokok bahasan dituntut untuk memberdayakan semua atau sebagian besar jenis
kecerdasan yang ada.
b) Mengoptimalkan
pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada
masing-masing siswa.
Tahapan kedua ini ditempuh apabila
secara faktual guru telah mengidentifikasi kecerdasan yang menonjol pada
masing-masing siswa. Sekali lagi, baik Gardner maupun Amstrong, selalu
mengingatkan bahwa ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol pada
masing-masing individu (siswa). Bila kita menyadari hal ini, mengapa kita tidak
mengoptimalkannya menjadi sesuatu yang bermakna bagi siswa.Atau menjadikannya
sebagai jati dirinya, meskipun untuk bidang yang lainnya harus puas dengan
standar minimal yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga.
Dalam penerapan tahap kedua ini
strategi pembelajaran yang digunakan lebih bersifat personal atau
individual.Bagi mereka yang memiliki kecerdasan Spasial belajar dengan
menggunakan media visual atau menggunakan peta konsep tentu sangat membantu
mereka mencapai kesempurnaan belajarnya. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki
kecerdasan Kinestetik-Jasmani sangatlah tersiksa bila ia harus dipaksa duduk
yang manis di dalam kelas. Mereka yang memiliki kecerdasan Kinestetik-Jasmani
akan menghasilkan sesuatu secara optimal, bila mereka diizinkan belajar dengan
cara melakukan gerakan-gerakan tertentu. Misalnya mengekspresikan suatu pesan
dengan bahasa tubuhnya.Sedangkan belajar dengan alunan musik tentu sangat
menyenangkan bagi mereka yang memiliki kecerdasan Musikal.Musik-musik klasik
sangat dianjurkan sebagai pengiring bagi mereka memiliki kecerdasan Musikal
ini. Dengan musik mereka akan menghasilkan sesuatu yang optimal dalam
belajarnya. Lain pula halnya dengan mereka yang memiliki kecerdasan Interpersonal.Melakukan
interaksi sosial adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang memiliki kecerdasan
Interpersonal ini.Sedangkan bagi mereka yang memiliki kecerdasan Intrapersonal
tentulah sangat berterima kasih bila diizinkan belajar secara individual di
tempat yang agak sepi, atau mengerjakanproyek individual. Untuk siswa yang
memiliki kecerdasan Naturalis akan efektif bila diarahkan pencapaian hasil
belajar yang optimal untuk mata pelajaran IPA atau Biologi. Belajar di luar
kelas (outdoor) merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi mereka yang memiliki
kecerdasan Naturalis ini.
Uraian
di atas adalah sekelumit contoh bagaimana strategi pembelajaran MI
diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah.Khususnya untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan
dalam sebuah kurikulum.Sangat jelas, bagaimana guru berupaya menjadikan
siswanya menjadi juara pada bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang
dimilikinya. Siswa tidak hanya menguasai konsep pengetahuan semata, tetapi ia
juga dapat menerapkan pengetahuannya dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan
kata lain tidak ada yang mustahil bila kita ingin melakukan perubahan dalam
strategi pembelajaran yang akan kita gunakan. Banyak jalan menuju Roma, mengapa
kita tdak mencobanya.
Sebagai tambahan, penerapan strategi
pembelajaran MI dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, menuntut adanya penataan (setting) kelas yang berbeda dari
penataan (setting) yang digunakan
pada strategi pembelajaran biasa.Kelas berpindah (moving class) merupakan
keharusan yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan belajar kecerdasan
tertentu.Selain itu sistem penilaian tidak cukup hanya menggunakan tes
objektif.Tes yang dikembangkan harus lebih variatif, mulai dari uraian,
pengamatan, sampai kepada penggunaan portofolio.
2.4
Implikasi
Teori Dalam Pembelajaran di SD
Secara
umum inteligensi ganda pada diri seseorang dapat dikembangkan. Ada beberapa
prinsip yang dapat dijadikan pedoman
untuk membantu mengembangkan kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa.
Haggerty mengungkapkan beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan
inteligensi ganda,yaitu
a)
Pendidikan harus memperhatikan semua
kemampuan intelektual. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran,seorang guru
tidak boleh terpaku hanya pada satu jenis kemampuan saja, sebab satu jens
kemampuan saja tidak cukup untuk menjawab persoalan-persoalan manusia secara
menyeluruh.
b)
Pendidikan seharusnya individual. Setiap
karakteristik yang dimiliki siswa mendapat perhatian dalam proses pembelajaran.
Mengajar hanya dengan materi, cara, dan waktu yang sam bagi siswa yang memiliki
kemampuan tertentu, jelas tidak menguntungkan bagi siswa lain yang memiliki
kemampuan berbeda. Dalam setiap proses pembelajaran guru harus memperhatikan
perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa.
c)
Pendidikan harus dapat memotivasi siswa
untuk menentukan tujuan dan progam belajar. Proses pembelajaran yang baik
adalah member kebebasan kepada siswa untuk menentukan cara belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa diberi kebebasan mengevaluasi
hasil belajar sendiri.
d) Sekolah
memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan inteligensi ganda yang
mereka miliki, misalnya siswa membutuhkan peralatan olahraga, seni, atau musik
untuk mengembangkan inteligensi. Maka sekolah menyediakan peralatan tersebut.
e)
Evaluasi proses pembelajaran harus lebih
kontekstual dan bukan hanya tes tertulis. Evaluasi kontekstual lebih menekankan
pada penilaian performa siswa dalam proses belajar apaka sesuai pada kriteria
yang diharapkan atau tidak.
f)
Proses pembelajaran sebaiknya tidak
dibatasi hanya dalam gedung sekolah. Konsep kecerdasan ganda memungkinkan
proses pembelajaran dilaksanakan diluar gedung sekolah saja, tetapi bias lewat
masyarakat,kegiatan ekstra, atau kontak dengan orang lain.
2.5
Peran
Guru/Pendidik Menurut Teori Multiple Intelligences
Seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model multiple
intelligences ini harus mampu menghargai berbagai keunikan yang dimiliki
setiap siswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa diberi kesempatan
untuk berbicara dalam menggunakan kecerdasan linguistik, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir logis dan menggunakan angka dalam rangka
mengembangkan kecerdasan logis-matematis, memberikan kesempatan siswa mendapat
informasi dari gambar dalam mengembangkan kecerdasan visual, memberikan
kesempatan siswa mengarang lagu dan menggunakan musik dalam menerima informasi
untuk mengembangkan kecerdasan musikal, memberi kesempatan siswa berakting dan
pengalaman fisik lainnya dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik tubuh
mereka, mengadakan refleksi diri dan pengalaman sosial dalam rangka
mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa. Serta dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan ragam kecerdasan
yang dimiliki siswa, pada saat pembelajaran berlangsung.
Menerapkan model multiple
intelligencesdalam pembelajaran suatu materi tidak perlu melibatkan kesembilan
komponen kecerdasan secara bersamaan. Akan tetapi, perlu adanya pemilihan
kecerdasan yang sesuai dengan konteks pembelajaran itu sendiri. Selain itu, di
dalam menerapkan model multiple intelligencesini, guru harus mengetahui
perkembangan siswa dan mengamati keunikan setiap siswa, sehingga pembelajaran
bisa sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan tiap pribadi siswa.
Para
guru harus mengubah cara berpikir bahwa di dalam kelas tidak ada siswa yang
bodoh, apalagi beranggapan bahwa sebagian siswa cerdas, sebagian sedang-sedang
saja, dan sebagian lainnya tidak cerdas. Dengan kata lain, guru harus memandang
bahwa pada dasarnya semua siswa adalah cerdas, cerdas dalam aspek yang
berbeda-beda. Kemudianperubahan
desain dan strategi pembelajaran.Berdasarkan asumsi bahwa setiap siswa
mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda, maka guru perlu membuat desain
pembelajaran yang variatif. Desain pembelajaran yang variatif dimaksudkkan
untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara belajar yang berbeda. Ada siswa
yang mudah belajar dengan cara melihat dengan komposisi warna-warna
tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara memberikan gerakan-gerakan, ada
yang dapat denganmendengar atau hanya dengan abstraksi saja.
Adapun keunggulan dan manfaat penerapan model multiple
intelligencesdalam proses pembelajaran di sekolah, seperti penjelasan yang
disampaikan oleh Susanto sebagai berikut:
a)
Guru dapatmenggunakan kerangka multiple
intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas.
Aktivitas
yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik,
melihat suatu pertunjukkan dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital
terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat
proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika),
jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
b) Dengan menggunakan model multiple
intelligences, gurumenyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
c) Peran serta orang tua dan masyarakat
akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa
terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan
anggota masyarakat.
d) Siswa akan mampu menunjukkan dan
‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki
akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang
‘spesialis’.
e) Pada saat guru ‘mengajar untuk
memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan
meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang
dihadapinya.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian
diatas maka dapat kita simpulkan bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan situasi baru serta kemampuan
untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.Disamping itu, setiap manusia
memiliki berbagai kecerdasan. Yang mana Gardner memiliki teori tentang multiple
intellegence yang kemudian membaginya menjadi 9 macam kecerdasan yang ada dalam
diri manusia.Model
multiple intelligencesini, mampu menjembatani proses pembelajaran yang
membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak
hanya dijejali materi dan teori-teori semata. Akan tetapi, dengan model
multiple intelligencessiswa dihadapkan pada kenyataan bahwa materi dan
teori-teori yang mereka terima memang dapat mereka temui di dalam kehidupan
keseharian mereka, sehingga memberikan kesan yang mendalam dalam kehidupan
mereka
Karena pada dasarnya manusia itu sudah memiliki 9 macam kecerdasan tersebut kemudian diimplementasikan kedalam proses
pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya multiple
intellegence, sumber daya manusia tidak akan bisa memanfaatkan berbagai
kecerdasan yang telah dimilikinya untuk dapat dikembangkan agar potensi-potensi
itu mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam menjawab tantangan zaman yang
semakin mendunia.
3.2SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.
Setelah membaca makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ariefian.2010. “Teori-Multiple-Intelligence”, (online), (http://ariefian84.wordpress.com/2010/06/08/teori-multiple-intelligence/,
diakses pada tanggal 10 september)
Atepjs.2008. “Pendekatan-Multiple-Intelligence-Dalam-Pembelajaran”, (online), (http://atepjs.wordpress.com/2008/09/04/pendekatan-multiple-intelligence-dalam-pembelajaran/,
diakses pada tanggal 10 september)
Baharudin,H dan Wahyuni,Esa Nur.2007. “
Teori Belajar dan Pembelajaran”. Malang:AR-Ruzz Media
Cambell, Linda dkk.2004. “Metode
Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence”,
Depok:
Intuisi Press
Jasmine,Meilina.2011. “Aplikasi-Teknologi-Pendidikan-Dalam”,
(online), (http://meilina-jasmine.blogspot.com/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html,
diakses pada tanggal 9 september)
Prawiladilaga, Dewi Salma.2011. “Mozaik Teknologi Pendidikan”.
Jakarta:Kencana
Syafi’I, M. 2012. “multiple-intelegence”, (online),
(http:www.//multiple-intelegence.html, diakses pada tanggal 9 september 2013)
Wulandari,
Agtri.2011. “Makalah Kecerdasan Ganda Multiple”, (online), (http:www//
makalah-kecerdasan-ganda-multiple.html, diakses pada tanggal 9 september)