Jumat, 07 Maret 2014

Makalah Teori belajar dan pembelajaran



TEORI BELAJAR MULTIPLE INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SD
Untuk memenuhi tugas teori belajar dan pembelajaran
Yang dibina oleh Muji S.Pd







Disusun Oleh:
1)    Rezki Amaliyya        (130611100076)
2)    Dwi Yuni.R               (130611100079)
3)    Hanida Rusmi.S        (130611100085)
4)    Genduk Yuliana        (130611100088)
5)    Ria Puspita Rani       (130611100093)
6)    Novilia Metananda   (130611100094)

PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2013
KATA PENGANTAR
            Syukur alhamdulilllah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi  taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Teori belajar Multiple Intelligences dan Implikasinya dalam Pembelajaran di SD “, dengan baik.
            Penyusunan ini merupakan salah satu hasil dari kerja keras kami.Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat bapak Muji M.Pd. Sebagai dosen pengajar mata kuliah Ips yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dari persiapan hingga terselesainya makalah dan kepada teman – teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak kekurangan baik dalam penulisan dan pengusunannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan  kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.




Bangkalan, 9 September2013


    Penyusun





DAFTAR ISI

JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan Rumusan Masalah1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teri Belajar Multiple Intelligence2
2.2 Sembilan Kecerdasan Ganda(Multiple Intelligence)Gardner3
2.3 Strategi Pembelajaran Multiple Intelligence8
2.4 Implikasi Teori Dalam Pembelajaran di SD10
2.5Peran Guru/Pendidik Menurut Teri Multiple Intelligence11

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan13
3.2 Saran13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Pada dasarnya tidak ada anak yang bodoh. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan sesempurna mungkin, hanya saja mungkin cara seseorang untuk dapat menerima suatu pelajaran yang berbeda.
         Sebagian guru banyak yang mengeluh tentang kemampuan dan kelakuan siswa.Keluhan guru terhadap anak cenderung meletakkan kesalahannya kepada anak.Tugas seorang guru itu sangat berat, karena guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan namun juga akhlaq atau perilaku. Apalagi guru sekolah dasar, di mana di situlah seorang anak dibentuk kepribadiannya.
         Di dalam menjalani profesi tersebut, seorang guru dituntut untuk menerapkan metode untuk dapat mengenal karakteristik setiap anak dan menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dihadapi yaitu.
a.       Apa pengertian dari teri belajar multiple intelligence?
b.      Apa saja sembilan kecerdasan ganda(multiple intelligence)gardner?
c.       Bagaimana menerapkan strategi pembelajaran multiple intelligence?
d.      Apa saja implikasi teori dalam pembelajaran di sd?
e.       Bagaimana peran guru/pendidik menurut teri multiple intelligence?

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
a.       untuk mengetahui pengertian dari teri belajar multiple intelligence,
b.      untuk mengetahui sembilan kecerdasan ganda(multiple intelligence)gardner,
c.       untuk mengetahui strategi pembelajaran multiple intelligence,
d.      untuk mengetahui apa saja implikasi teori dalam pembelajaran di sd,
e.       untuk mengetahui  peran guru/pendidik menurut teri multiple intelligence.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Teri Belajar Multiple Intelligence
Teori intelegensi ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari graduate school of education, Harvard University, Amerika serikat.Gardner mendefinisikan Intellegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini,dapat dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Gardner menekankan dalam kemampuan memecahkan persoalan yang nyata, karena seseorang mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya .
Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistic. Sehingga mungkin saja dijumpai orang yang nilai tes IQ-nya tinggi tetapi dalam kehidupan sehari-harinya tidak susses dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut Gardner, pengukuran inteligensi yang menekankan pada kemampuan matematis-logis dan linguistic ini telah menafikan kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Penemuan Gardner tentang inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis,tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan problem nyata dalam kehidupan. Inteligensi sesorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetapmulai sejak manusia lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah secara signifikan.
Bagi Gardner, suatu kemampuan disebut inteligensi bila menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan masalah dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya, kemahiran tersebut dapat menciptakan suatu produk baru dan bahkan dapat menciptakan persoalan berikutnya yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan baru yang lebih maju dan canggih. Misalnya, kemampuan interpersonal, suatu kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain. Sekaligus dengan kemampuan tersebut seseorang dapat mengembangkan kemampuan interpersonal yang lebih terpola untuk meningkatkan relasi dengan orang lain, bahkan dapat menjadi penengah terhadap konflik-konflik masyarakat. Dengan perkembangan tersebut, maka akan muncul teori-teori tentang relasi antar manusia yang lebih canggih. Jadi dalam kemampuan itu ada dua unsur, yaitu pengetahuan dan keahlian.

2.2         Sembilan Kecerdasan Ganda(Multiple Intelligence)Gardner
Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang.Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar.9 kecerdasan ganda tersebut yaitu.
A. Kecerdasan Lingustik
kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.Tokoh terkenal seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.        Suka menulis kreatif,
2.        Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon,
3.        Sangat hafal nama, tempat, tanggal atauhal-hal kecil,
4.        Membaca di waktu senggang,
5.        Mengeja kata dengan tepat dan mudah,
6.        Menyukai pantun lucu dan permainan kata,
7.        Suka mengisi teka-teki silang,
8.        Menikmati dengan cara mendengarkan,
9.        Memiliki kosakata yang luas,
10.    Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomunikasi).
B.Kecerdasan Matematis-Logis
kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstaraksi Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika), Habibie (ahli pesawat).Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.        Menghitung problem aritmetika dengan cepat di luar kepala,
2.        Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software logika,
3.        Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? Di mana ujung langit? Dan sebagainya,
4.        Ahli dalam permainan permainan strategi, seperti catur, halma, dan sebagainya,
5.        Mampu menjelaskan masalah secara logis,
6.        Suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu,
7.        Menghabiskan waktu dengan permainan logika, seperti teka-teki.
C.Kecerdasan Ruang(spasial)
Kemampuan mengekspresikan dunia spasial-visual secara akurat,dankemampuan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur. Kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasiakn diri secara tepat dalam matrik spasial.Tokoh terkenal seperti Sidharta(pemahat),PabloPacasso(pelukis).
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.      Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu,
2.      Mudah membaca peta, grafik, dan diagram,
3.      Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya,
4.      Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya,
5.      Sangat menikmati kegaiatan visual, seperti teka-teki jigsaw, maze, atau sejenisnya,
6.      Suka melamun dan berfantasi,
7.      Membangun konstruksi tiga dimensi, seperti bangunan lego,
8.      Mencoret-coret di atas kertas atau di buku tugas sekolah,
9.      Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian,
10.  Menonjol dalam mata pelajaran seni.
D.Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu dan kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti: keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan haptic).Tokoh terkenal seperti:Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), StevenSeagal(actor).
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.      Banyak bergerak ketika sedang duduk atau mendengarkan sesuatu,
2.      Aktif dalam kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda, hiking, skateboard,
3.      Perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya,
4.      Menikmati kegiatan melompat, lari, gulat, atau kegiatan fisik sejenis,
5.      Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, memahat,
6.      Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain,
7.      Bereaksi secar fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya,
8.      Meniukmati kegiatan dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan kotor lainnya,
9.      Suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi,
10.  Berprestasi dalam mata pelajaran Olah Raga, Mekanik, dan yang bersifat kompetitif.


E.Kecerdasan Musikal
Kemampuan mengapresiasikan berbagai bentuk musikal, membedakan, menggubah, dan mengekspresikannya.Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu.Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.Adapun ciri-ciri orang yang memliki kecerdasan ini adalah:
1.      Suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah
2.      Mudah mengingat melodi suatu lagu
3.      Lebih bisa belajar dengan iringan musik
4.      Suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu
5.      Bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain
6.      Mudah mengikuti irama musik
7.      Mempunyai suara yang bagus untuk bernyanyi
F.Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu.
Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa(Pejuang kaum miskin).Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.      Mempunyai banyak teman di sekolah maupun di lingkungannya
2.      Suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal
3.      Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di anatara teman
4.      Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain
5.      Suka dicari sebagai “penasihat” atau “pemecah masalah” oleh temannya
6.      Sangat menikmati pekerjaan orang lain
7.      Berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajaran Ilmu Sosial.


G.Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, berdisplin diri, dan kemampuan menghargai diri. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah.
1.      Memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat
2.      Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahannya
3.      Memberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial dengan dirinya
4.      Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
5.      Banyak belajar dari kesalahan masa lalu
6.      Berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan
H.Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar.Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap fenomena-fenomena alam lainnya, dan kemampuan membedakan benda-benda tak hidup dengan benda-benda hidup lainnya.Tokoh terkenal Charles Darwin.Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis ini adalah.
1.        Suka dan akrab dengan berbagai hewan peliharaan
2.        Menunjukkan kepekaan terhadap panorama alam, seperti pemandangan, gunung, awan, pantai, dan sebagainya
3.        Menyakini bahwa binatang mempunyai hak sendiri dan perlu dilindungi
4.        Mencatat berbagai fenomena alam yang melibatkan hewan dan tumbuhan
5.        Suka membawa pulang serangga, bunga, daun atau benda-benda alam lainnya
6.        Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
I.Kecerdasan Eksistensial
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.



2.3         Strategi Pembelajaran Multiple Intelligence
Strategi Pembelajaran MI pada hakekatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
Amstrong seorang pakar di bidang Multiple Intelegences mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan dia menambahkan tidak ada strategi pembelajaran yang efektif untuk semua siswa karena setiap individu memiliki kecenderungan kecerdasan yang berbeda.
Strategi Pembelajaran MI pada praktinya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah.
Ada  dua tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan strategi pembelajaran MI agar mendapatkan hasil yang optimal, yaitu:
a)    Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran.
Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran adalah ibarat meng-input informasi melalui delapan jalur ke dalam otak memori siswa.
Secara empirik untuk menerapkan strategi pembelajaran MI dapat dimulai dengan melakukan reposisi pada kurikulum yang ada sekarang, baik itu kurikulum 1994 yang disempurnakan maupun Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini dilakukan dengan cara mengubah Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang ada menjadi kompetensi yang diharapakan .Dengan demikian, setiap TIK atau pokok bahasan dituntut untuk memberdayakan semua atau sebagian besar jenis kecerdasan yang ada.
b)   Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa.
Tahapan kedua ini ditempuh apabila secara faktual guru telah mengidentifikasi kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa. Sekali lagi, baik Gardner maupun Amstrong, selalu mengingatkan  bahwa ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol pada masing-masing individu (siswa). Bila kita menyadari hal ini, mengapa kita tidak mengoptimalkannya menjadi sesuatu yang bermakna bagi siswa.Atau menjadikannya sebagai jati dirinya, meskipun untuk bidang yang lainnya harus puas dengan standar minimal yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga.
Dalam penerapan tahap kedua ini strategi pembelajaran yang digunakan lebih bersifat personal atau individual.Bagi mereka yang memiliki kecerdasan Spasial belajar dengan menggunakan media visual atau menggunakan peta konsep tentu sangat membantu mereka mencapai kesempurnaan belajarnya. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki kecerdasan Kinestetik-Jasmani sangatlah tersiksa bila ia harus dipaksa duduk yang manis di dalam kelas. Mereka yang memiliki kecerdasan Kinestetik-Jasmani akan menghasilkan sesuatu secara optimal, bila mereka diizinkan belajar dengan cara melakukan gerakan-gerakan tertentu. Misalnya mengekspresikan suatu pesan dengan bahasa tubuhnya.Sedangkan belajar dengan alunan musik tentu sangat menyenangkan bagi mereka yang memiliki kecerdasan Musikal.Musik-musik klasik sangat dianjurkan sebagai pengiring bagi mereka memiliki kecerdasan Musikal ini. Dengan musik mereka akan menghasilkan sesuatu yang optimal dalam belajarnya. Lain pula halnya dengan mereka yang memiliki kecerdasan Interpersonal.Melakukan interaksi sosial adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang memiliki kecerdasan Interpersonal ini.Sedangkan bagi mereka yang memiliki kecerdasan Intrapersonal tentulah sangat berterima kasih bila diizinkan belajar secara individual di tempat yang agak sepi, atau mengerjakanproyek individual. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan Naturalis akan efektif bila diarahkan pencapaian hasil belajar yang optimal untuk mata pelajaran IPA atau Biologi. Belajar di luar kelas (outdoor) merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi mereka yang memiliki kecerdasan Naturalis ini.
Uraian di atas adalah sekelumit contoh bagaimana strategi pembelajaran MI diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah.Khususnya untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan dalam sebuah kurikulum.Sangat jelas, bagaimana guru berupaya menjadikan siswanya menjadi juara pada bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. Siswa tidak hanya menguasai konsep pengetahuan semata, tetapi ia juga dapat menerapkan pengetahuannya dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan kata lain tidak ada yang mustahil bila kita ingin melakukan perubahan dalam strategi pembelajaran yang akan kita gunakan. Banyak jalan menuju Roma, mengapa kita tdak mencobanya.
Sebagai tambahan, penerapan strategi pembelajaran MI dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, menuntut adanya penataan (setting) kelas yang berbeda dari penataan (setting) yang digunakan pada strategi pembelajaran biasa.Kelas berpindah (moving class) merupakan keharusan yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan belajar kecerdasan tertentu.Selain itu sistem penilaian tidak cukup hanya menggunakan tes objektif.Tes yang dikembangkan harus lebih variatif, mulai dari uraian, pengamatan, sampai kepada penggunaan portofolio.

2.4         Implikasi Teori Dalam Pembelajaran di SD
Secara umum inteligensi ganda pada diri seseorang dapat dikembangkan. Ada beberapa prinsip yang  dapat dijadikan pedoman untuk membantu mengembangkan kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa. Haggerty mengungkapkan beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda,yaitu
a)        Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran,seorang guru tidak boleh terpaku hanya pada satu jenis kemampuan saja, sebab satu jens kemampuan saja tidak cukup untuk menjawab persoalan-persoalan manusia secara menyeluruh.
b)        Pendidikan seharusnya individual. Setiap karakteristik yang dimiliki siswa mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Mengajar hanya dengan materi, cara, dan waktu yang sam bagi siswa yang memiliki kemampuan tertentu, jelas tidak menguntungkan bagi siswa lain yang memiliki kemampuan berbeda. Dalam setiap proses pembelajaran guru harus memperhatikan perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa.
c)        Pendidikan harus dapat memotivasi siswa untuk menentukan tujuan dan progam belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah member kebebasan kepada siswa untuk menentukan cara belajar sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa diberi kebebasan mengevaluasi hasil belajar sendiri.
d)       Sekolah memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan inteligensi ganda yang mereka miliki, misalnya siswa membutuhkan peralatan olahraga, seni, atau musik untuk mengembangkan inteligensi. Maka sekolah menyediakan peralatan tersebut.
e)        Evaluasi proses pembelajaran harus lebih kontekstual dan bukan hanya tes tertulis. Evaluasi kontekstual lebih menekankan pada penilaian performa siswa dalam proses belajar apaka sesuai pada kriteria yang diharapkan atau tidak.
f)         Proses pembelajaran sebaiknya tidak dibatasi hanya dalam gedung sekolah. Konsep kecerdasan ganda memungkinkan proses pembelajaran dilaksanakan diluar gedung sekolah saja, tetapi bias lewat masyarakat,kegiatan ekstra, atau kontak dengan orang lain.

2.5         Peran Guru/Pendidik Menurut Teori Multiple Intelligences
Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model multiple intelligences ini harus mampu menghargai berbagai keunikan yang dimiliki setiap siswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa diberi kesempatan untuk berbicara dalam menggunakan kecerdasan linguistik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir logis dan menggunakan angka dalam rangka mengembangkan kecerdasan logis-matematis, memberikan kesempatan siswa mendapat informasi dari gambar dalam mengembangkan kecerdasan visual, memberikan kesempatan siswa mengarang lagu dan menggunakan musik dalam menerima informasi untuk mengembangkan kecerdasan musikal, memberi kesempatan siswa berakting dan pengalaman fisik lainnya dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik tubuh mereka, mengadakan refleksi diri dan pengalaman sosial dalam rangka mengembangkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal siswa. Serta dengan mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan ragam kecerdasan yang dimiliki siswa, pada saat pembelajaran berlangsung.
Menerapkan model multiple intelligencesdalam pembelajaran suatu materi tidak perlu melibatkan kesembilan komponen kecerdasan secara bersamaan. Akan tetapi, perlu adanya pemilihan kecerdasan yang sesuai dengan konteks pembelajaran itu sendiri. Selain itu, di dalam menerapkan model multiple intelligencesini, guru harus mengetahui perkembangan siswa dan mengamati keunikan setiap siswa, sehingga pembelajaran bisa sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan tiap pribadi siswa.
Para guru harus mengubah cara berpikir bahwa di dalam kelas tidak ada siswa yang bodoh, apalagi beranggapan bahwa sebagian siswa cerdas, sebagian sedang-sedang saja, dan sebagian lainnya tidak cerdas. Dengan kata lain, guru harus memandang bahwa pada dasarnya semua siswa adalah cerdas, cerdas dalam aspek yang berbeda-beda.  Kemudianperubahan desain dan strategi pembelajaran.Berdasarkan asumsi bahwa setiap siswa mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda, maka guru perlu membuat desain pembelajaran yang variatif. Desain pembelajaran yang variatif dimaksudkkan untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara belajar yang berbeda. Ada siswa yang mudah belajar dengan  cara melihat dengan komposisi warna-warna tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara memberikan gerakan-gerakan, ada yang dapat denganmendengar atau hanya dengan abstraksi saja.
Adapun keunggulan dan manfaat penerapan model multiple intelligencesdalam proses pembelajaran di sekolah, seperti penjelasan yang disampaikan oleh Susanto sebagai berikut:
a)    Guru dapatmenggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas.
Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan  dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
b)   Dengan menggunakan model multiple intelligences, gurumenyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
c)    Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
d)   Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
e)    Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.Disamping itu, setiap manusia memiliki berbagai kecerdasan. Yang mana Gardner memiliki teori tentang multiple intellegence yang kemudian membaginya menjadi 9 macam kecerdasan yang ada dalam diri manusia.Model multiple intelligencesini, mampu menjembatani proses pembelajaran yang membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali materi dan teori-teori semata. Akan tetapi, dengan model multiple intelligencessiswa dihadapkan pada kenyataan bahwa materi dan teori-teori yang mereka terima memang dapat mereka temui di dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga memberikan kesan yang mendalam dalam kehidupan mereka
Karena pada dasarnya manusia itu sudah memiliki 9 macam kecerdasan tersebut kemudian diimplementasikan kedalam proses pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya multiple intellegence, sumber daya manusia tidak akan bisa memanfaatkan berbagai kecerdasan yang telah dimilikinya untuk dapat dikembangkan agar potensi-potensi itu mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam menjawab tantangan zaman yang semakin mendunia.

3.2SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ariefian.2010. “Teori-Multiple-Intelligence”, (online), (http://ariefian84.wordpress.com/2010/06/08/teori-multiple-intelligence/, diakses pada tanggal 10 september)
Atepjs.2008. “Pendekatan-Multiple-Intelligence-Dalam-Pembelajaran”, (online), (http://atepjs.wordpress.com/2008/09/04/pendekatan-multiple-intelligence-dalam-pembelajaran/, diakses pada tanggal 10 september)
Baharudin,H dan Wahyuni,Esa Nur.2007. “ Teori Belajar dan Pembelajaran”. Malang:AR-Ruzz Media
Cambell, Linda dkk.2004. “Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence”, Depok: Intuisi Press
Jasmine,Meilina.2011. “Aplikasi-Teknologi-Pendidikan-Dalam”, (online), (http://meilina-jasmine.blogspot.com/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html, diakses pada tanggal 9 september)
Prawiladilaga, Dewi Salma.2011. “Mozaik Teknologi Pendidikan”. Jakarta:Kencana
Syafi’I, M. 2012. “multiple-intelegence”, (online), (http:www.//multiple-intelegence.html, diakses pada tanggal 9 september 2013)
Wulandari, Agtri.2011. “Makalah Kecerdasan Ganda Multiple”, (online), (http:www// makalah-kecerdasan-ganda-multiple.html, diakses pada tanggal 9 september)